Hi! Yap, tak terasa sudah mencapai tahun yang baru, 2015. Tak terasa juga blog saya ini terpinggirkan dan diasingkan beberapa bulan, ehe ehe ehehe. Wow, apa yang saya lakukan sampai-sampai blog saya yang remeh temeh ini bagai lenyap tak berpenghuni? Ada beberapa hal yang saya lakukan, di real life, tentunya, dan banyak proritas yang perlu diutamakan, kesibukan saya :
1. Kuliah. Tentu saja sebagai mahasiswa saya kuliah. Tugas saya banyak sekali, seperti mahasiswa kebanyakan. Saat-saat untuk memegang laptop hanya saya dedikasikan untuk tugas dan ujian. Bahkan yang paling hebat, game kesukaan saya macam DOTA2 dan Payday 2 harus rela tergusur dengan microsoft words filename MPK***(fix).doc dan FilmSinemayangpalingfix.doc. Well, semester tiga harus saya akui lebih berat dari semester-semester sebelumnya (yaiyalah). Hal yang sedikit mengejutkan adalah saua mengambil 21 sks dan cukup kerepotan dibuatnya, belum tahu kalo ambil 24sks semester depan (mau ambil 24 juga sih). Singkat kata, doakan saya untuk hal-hal perkuliahan macam ini, karena saya akan lebih sibuk dibuatnya ehehehe
2.Film. Yap betul, filem. Berakhir sudah masa produksi film Panilaran karya Tindien Production. Harus saya katakan, untuk mengerjakan sebuah film butuh totalitas jiwa dan raga. Dari awal sampe akhir produksi rasa-rasanya semua kehidupan saya difokuskan untuk film (beneran lho). Bahkan merelakan biaya yang ditanggung sendiri untuk kebijakan produksi film. Tapi diluar semua itu, saya menemukan orang-orang berbakat yang friendly dan ramah terhadap saya, selain itu saya juga mempelajari apa itu teamwork dan apa itu produksi berbasis keluarga. Dari yang saya lihat (pemikiran saya) dan mata kuliah film sinema yang saat itu diisi oleh dosen tamu yang merupakan sutradara film indie ternama, film buatannya dibeli Astro Malaysia dan juara di festival film luar negeri lho, sayangnya saya lupa nama senior saya yang jadi dosen tamu tersebut. Intinya adalah, film berbasis industri, akan mengotak-kotakkan dan membeda-bedakan. Dari sutradara hanya mengurusi job desknya, begitu pula dengan masing-masing jabatan. Yang lebih mengerikan, sutradara atau produser yang notabene memiliki wewenang bisa berlaku sewenang-wenang terhadap job desk lainnya (saya gak bilang kalo jabatan lainnya di bawah lho) Tetapi dengan adanya pemikiran semacam ini makin menguatkan anggapan bahwa sutradara dan produser memiliki kekuasaan penuh dan job desk lain harus tunduk. Ini betul, tetapi juga salah, sutradara dan produser memiliki wewenang demi ketertiban dan lancarnya produksi film, tetapi bukan untuk menyuruh-nyuruh job desk lainnya, paham?
Lalu bedanya dengan produksi indie? atau yang lebih kita kenal dengan produksi antar teman atau keluarga (karena teman yang dekat sudah kita anggap keluarga) ? Disini tetap terdapat jobdesk masing-masing, namun semuanya menyadari bahwa masing-masing jabatan setara dan tidak akan menindas satu sama lain, lha wong konco? yo gak?
Anyway, film yang saya garap di akhir 2014 adalah film bergenre Horror. Hal ini diillhami oleh para senior yang sudah semester atas untuk mengerjakan film terakhirnya sebelum mereka fokus terhadap hidup masing-masing. Karena pergerakan film di kampus belum pernah menyentuh film horror, maka dicetuskan ide untuk membuat film horror. Untuk sebuah film pendek, film saya berdurasi hampir 17 menit, tidak panjang juga lah. Untuk pekerjaan saya sendiri, saya menilai bahwa dari segi cerita sebenarnya kurang dalam, karena mengincar adegan-adegan tertentu baru terbentuk cerita, untuk segi tampilan, masih banyak shot-shot yang sebenarnya bisa diambil dan mengambil banyak perspektif, bisa dibilang kurang kaya untuk shot (kebutuhan film, dan berbeda dengan kebutuhan sinetron berseri atau komedi situasi berseri yang kurang bereksperimen dalam pengambilan gambar), untuk sound sendiri saya suka, karena sound adalah hasil karya sendiri. Ralat, hasil karya teman kami yang berkuliah di IKJ dan menjadi sound engineer kami. Hebatnya adalah dia mengisi sound fill, soundtrack, sound effect, sendirian, sendiri lho, wow, harus tepuk tangan. Tapi tentu saja , masih ada kekurangan, untuk beberapa adegan terkesan bisu, karena tidak ada musik pengiring. Mungkin kita kurang menyadari ini, tetapi adanya musik pengiring hampir di segala situasi akan membantu menciptakan momentum film itu sendiri (berbeda dengan acara televisi, karena akan sangat merepotkan mengisi sound untuk setiap adegan karena kebutuhan yang banyak dan berseri panjang). Selain itu film adalah hasil karya, sebuah seni, paduan dari seni visual, seni rupa, dan seni musik, oleh karena itu bisa saya katakan untuk produksi film seharusnya lebih niat daripada produksi acara televisi.
Untuk melihat trailer dari karya saya dan teman-teman silahkan cek video ini :
https://www.youtube.com/watch?v=drG5U1Zy1wY
Untuk film ini sendiri sudah kami daftarkan untuk lomba film pendek dari XXI, yaitu XXI short movie festival. Saya sendiri tidak muluk-muluk ingin menjadi juara, tetapi saya bangga, bisa menciptakan sebuah hasil karya dengan tenggat waktu tertentu dan berhasil menyelesaikannya.
NB: Dalam film ini saya berperan sebagai team lighting, ada adegan yang menurut saya sangat sulit adalah adegan mati lampu. Bagaimana caranya agar seluruh ruangan gelap gulita namun kita tak mungkin tidak memperlihatkan pemeran film dan bagaimana dia berperan di film tersebut. Jujur ini menjadi tantangan tersendiri dan mampu menjawab tantangan ini adalah sebuah kebanggaan ehehehe, silahkan cek film saya ya nantinya.
Oke, itu 2014, lalu bagaimana dengan 2015?
Di 2015 saya akan melakukan beberapa resolusi
1. Kuliah, ya kuliah, Jadi mahasiswa yang baik, bisa ambil 24 sks, tidak keteteran, bisa mengerjakan seluruh tugas dan ujian, tidak menjadi anak yang kurang pergaulan dan masih bisa hura-hura
2. Bikin film lagi sama anak KINE UAJY. Yap, ukm ini harus tetap berjalan dan saya harus tetap produktif, yippie
3. Menjadi team produksi GKA. Sebuah kehormatan saya bisa menjadi team produksi untuk multimedia di gereja saya, yang itu berarti saya bertanggungjawab untuk iklan, tayangan dan promosional gereja saya. DI sisi lain saya sudah menjadi team kameramen dan kali ini saya akan menjadi konseptor untuk tayangan, entahlah, saya masih kurang yakin dengan ini, tapi saya akan mencoba, padahal jujur saya orangnya kurang kreatif dan idenya masih tumpul, berbeda dengan mahasiswa fisip kebanyakan
4. Mengerjakan FIAT. Apa itu fiat? bisa cek disini : http://fisip.uajy.ac.id/kuliah-mahasiswa/kemahasiswaan/fiat-fisip-uajy/
Intinya FIAT adalah workshop televisi dimana kita menghabiskan SELURUH LIBURAN SEMESTER GENAP untuk mengerjakan televisi. Sehingga kita membuat televisi dari awal, menciptakan konsep, membuat acara, kerjasama dengan sponsor, mengiklankan sponsor hingga menyiarkannya, dari workshop ini seluruh pekerjaan televisi bisa terangkum dan dapat dipelajari dalam beberapa bulan, bahkan rasanya sangat mirip dengan bekerja di televisi swasta.
Dari postingan saya yang lalu, saya pernah mengatakan tentang FIAT tersebut. Tahun ini, saya bertindak bukan sebagai namun sebagai pembimbing. Namun tentu saja saya tetap harus mencurahkan sebagian besar waktu saya untuk membimbing angkatan bawah, yippiie semangat
5. Membantu papa dalam bisnis
Yap, papa saya secara official pada Maret 2014 menyulap bagian depan rumah saya menjadi toko mebel. Disini saya ingin membantu papa saya dalam mensukseskan dagangannya, tentu saja ya saya membantu promosi dan memasarkannya. Penasaran dengan apa yang saya jual? silahkan cek : http://www.kaskus.co.id/thread/54ad43b2529a45d05d8b456c/jual-meja-komputer-dan-laptop-lesehan-dekat-undip
dan http://www.kaskus.co.id/thread/54b73e41507410a25a8b4572/jual-kasur-busa-kualitas-istimewa-harga-mahasiswa--dekat-undip
Ehehehehe
Yap, itu apa yang akan saya lakukan di 2015 ini. Sekedar info saja, 2015 sudah berjalan dan saya yang sedang liburan saja sudah mulai dihampiri dari segala penjuru untuk kembali ke jogja dan memulai semuanya. Emoh ah, tak turu sek dilit! dadaaaa!
{ Read More }
1. Kuliah. Tentu saja sebagai mahasiswa saya kuliah. Tugas saya banyak sekali, seperti mahasiswa kebanyakan. Saat-saat untuk memegang laptop hanya saya dedikasikan untuk tugas dan ujian. Bahkan yang paling hebat, game kesukaan saya macam DOTA2 dan Payday 2 harus rela tergusur dengan microsoft words filename MPK***(fix).doc dan FilmSinemayangpalingfix.doc. Well, semester tiga harus saya akui lebih berat dari semester-semester sebelumnya (yaiyalah). Hal yang sedikit mengejutkan adalah saua mengambil 21 sks dan cukup kerepotan dibuatnya, belum tahu kalo ambil 24sks semester depan (mau ambil 24 juga sih). Singkat kata, doakan saya untuk hal-hal perkuliahan macam ini, karena saya akan lebih sibuk dibuatnya ehehehe
2.Film. Yap betul, filem. Berakhir sudah masa produksi film Panilaran karya Tindien Production. Harus saya katakan, untuk mengerjakan sebuah film butuh totalitas jiwa dan raga. Dari awal sampe akhir produksi rasa-rasanya semua kehidupan saya difokuskan untuk film (beneran lho). Bahkan merelakan biaya yang ditanggung sendiri untuk kebijakan produksi film. Tapi diluar semua itu, saya menemukan orang-orang berbakat yang friendly dan ramah terhadap saya, selain itu saya juga mempelajari apa itu teamwork dan apa itu produksi berbasis keluarga. Dari yang saya lihat (pemikiran saya) dan mata kuliah film sinema yang saat itu diisi oleh dosen tamu yang merupakan sutradara film indie ternama, film buatannya dibeli Astro Malaysia dan juara di festival film luar negeri lho, sayangnya saya lupa nama senior saya yang jadi dosen tamu tersebut. Intinya adalah, film berbasis industri, akan mengotak-kotakkan dan membeda-bedakan. Dari sutradara hanya mengurusi job desknya, begitu pula dengan masing-masing jabatan. Yang lebih mengerikan, sutradara atau produser yang notabene memiliki wewenang bisa berlaku sewenang-wenang terhadap job desk lainnya (saya gak bilang kalo jabatan lainnya di bawah lho) Tetapi dengan adanya pemikiran semacam ini makin menguatkan anggapan bahwa sutradara dan produser memiliki kekuasaan penuh dan job desk lain harus tunduk. Ini betul, tetapi juga salah, sutradara dan produser memiliki wewenang demi ketertiban dan lancarnya produksi film, tetapi bukan untuk menyuruh-nyuruh job desk lainnya, paham?
Lalu bedanya dengan produksi indie? atau yang lebih kita kenal dengan produksi antar teman atau keluarga (karena teman yang dekat sudah kita anggap keluarga) ? Disini tetap terdapat jobdesk masing-masing, namun semuanya menyadari bahwa masing-masing jabatan setara dan tidak akan menindas satu sama lain, lha wong konco? yo gak?
Anyway, film yang saya garap di akhir 2014 adalah film bergenre Horror. Hal ini diillhami oleh para senior yang sudah semester atas untuk mengerjakan film terakhirnya sebelum mereka fokus terhadap hidup masing-masing. Karena pergerakan film di kampus belum pernah menyentuh film horror, maka dicetuskan ide untuk membuat film horror. Untuk sebuah film pendek, film saya berdurasi hampir 17 menit, tidak panjang juga lah. Untuk pekerjaan saya sendiri, saya menilai bahwa dari segi cerita sebenarnya kurang dalam, karena mengincar adegan-adegan tertentu baru terbentuk cerita, untuk segi tampilan, masih banyak shot-shot yang sebenarnya bisa diambil dan mengambil banyak perspektif, bisa dibilang kurang kaya untuk shot (kebutuhan film, dan berbeda dengan kebutuhan sinetron berseri atau komedi situasi berseri yang kurang bereksperimen dalam pengambilan gambar), untuk sound sendiri saya suka, karena sound adalah hasil karya sendiri. Ralat, hasil karya teman kami yang berkuliah di IKJ dan menjadi sound engineer kami. Hebatnya adalah dia mengisi sound fill, soundtrack, sound effect, sendirian, sendiri lho, wow, harus tepuk tangan. Tapi tentu saja , masih ada kekurangan, untuk beberapa adegan terkesan bisu, karena tidak ada musik pengiring. Mungkin kita kurang menyadari ini, tetapi adanya musik pengiring hampir di segala situasi akan membantu menciptakan momentum film itu sendiri (berbeda dengan acara televisi, karena akan sangat merepotkan mengisi sound untuk setiap adegan karena kebutuhan yang banyak dan berseri panjang). Selain itu film adalah hasil karya, sebuah seni, paduan dari seni visual, seni rupa, dan seni musik, oleh karena itu bisa saya katakan untuk produksi film seharusnya lebih niat daripada produksi acara televisi.
Untuk melihat trailer dari karya saya dan teman-teman silahkan cek video ini :
https://www.youtube.com/watch?v=drG5U1Zy1wY
Untuk film ini sendiri sudah kami daftarkan untuk lomba film pendek dari XXI, yaitu XXI short movie festival. Saya sendiri tidak muluk-muluk ingin menjadi juara, tetapi saya bangga, bisa menciptakan sebuah hasil karya dengan tenggat waktu tertentu dan berhasil menyelesaikannya.
NB: Dalam film ini saya berperan sebagai team lighting, ada adegan yang menurut saya sangat sulit adalah adegan mati lampu. Bagaimana caranya agar seluruh ruangan gelap gulita namun kita tak mungkin tidak memperlihatkan pemeran film dan bagaimana dia berperan di film tersebut. Jujur ini menjadi tantangan tersendiri dan mampu menjawab tantangan ini adalah sebuah kebanggaan ehehehe, silahkan cek film saya ya nantinya.
Oke, itu 2014, lalu bagaimana dengan 2015?
Di 2015 saya akan melakukan beberapa resolusi
1. Kuliah, ya kuliah, Jadi mahasiswa yang baik, bisa ambil 24 sks, tidak keteteran, bisa mengerjakan seluruh tugas dan ujian, tidak menjadi anak yang kurang pergaulan dan masih bisa hura-hura
2. Bikin film lagi sama anak KINE UAJY. Yap, ukm ini harus tetap berjalan dan saya harus tetap produktif, yippie
3. Menjadi team produksi GKA. Sebuah kehormatan saya bisa menjadi team produksi untuk multimedia di gereja saya, yang itu berarti saya bertanggungjawab untuk iklan, tayangan dan promosional gereja saya. DI sisi lain saya sudah menjadi team kameramen dan kali ini saya akan menjadi konseptor untuk tayangan, entahlah, saya masih kurang yakin dengan ini, tapi saya akan mencoba, padahal jujur saya orangnya kurang kreatif dan idenya masih tumpul, berbeda dengan mahasiswa fisip kebanyakan
4. Mengerjakan FIAT. Apa itu fiat? bisa cek disini : http://fisip.uajy.ac.id/kuliah-mahasiswa/kemahasiswaan/fiat-fisip-uajy/
Intinya FIAT adalah workshop televisi dimana kita menghabiskan SELURUH LIBURAN SEMESTER GENAP untuk mengerjakan televisi. Sehingga kita membuat televisi dari awal, menciptakan konsep, membuat acara, kerjasama dengan sponsor, mengiklankan sponsor hingga menyiarkannya, dari workshop ini seluruh pekerjaan televisi bisa terangkum dan dapat dipelajari dalam beberapa bulan, bahkan rasanya sangat mirip dengan bekerja di televisi swasta.
Dari postingan saya yang lalu, saya pernah mengatakan tentang FIAT tersebut. Tahun ini, saya bertindak bukan sebagai namun sebagai pembimbing. Namun tentu saja saya tetap harus mencurahkan sebagian besar waktu saya untuk membimbing angkatan bawah, yippiie semangat
5. Membantu papa dalam bisnis
Yap, papa saya secara official pada Maret 2014 menyulap bagian depan rumah saya menjadi toko mebel. Disini saya ingin membantu papa saya dalam mensukseskan dagangannya, tentu saja ya saya membantu promosi dan memasarkannya. Penasaran dengan apa yang saya jual? silahkan cek : http://www.kaskus.co.id/thread/54ad43b2529a45d05d8b456c/jual-meja-komputer-dan-laptop-lesehan-dekat-undip
dan http://www.kaskus.co.id/thread/54b73e41507410a25a8b4572/jual-kasur-busa-kualitas-istimewa-harga-mahasiswa--dekat-undip
Ehehehehe
Yap, itu apa yang akan saya lakukan di 2015 ini. Sekedar info saja, 2015 sudah berjalan dan saya yang sedang liburan saja sudah mulai dihampiri dari segala penjuru untuk kembali ke jogja dan memulai semuanya. Emoh ah, tak turu sek dilit! dadaaaa!